Hampir Hilang
00.13 |
Kriiing….
Bel berbunyi,waktunya murid murid SMPN 6 Batam pulang kerumahnya masing-masing
tapi tidak untuk anak kelas 7-5 karena harus latihan upacara bendera sebagai
petugas upacara bendera minggu depan. Saat itu aku bertugas sebagai paduan suara.
Karena cuaca pada siang hari itu sangat panas jadinya kami latihan bernyanyi di koridor ruang tata usaha. Kami bernyanyi
tidak mungkin sambil menggendong tas oleh sebab itu kami meletakkan tas
tersebut di depan ruangan tata usaha. Aku membawa dua tas pada saat itu, tas
ranselku dan tas yang ku pegang berisikan laptop.
Latihan
pun di mulai, kami berlatih membawakan lagu wajib dengan serius. Selesai
latihan upacara, anak kelas 7-5 berniat untuk menjenguk teman kelas kami yang
sedang sakit bernama Rita. Sebelum berangkat, kami bertanya pada wali kelas 7-5
bernama ibu esti untuk meminta izin bahwa kami akan pergi kerumah Rita. Sayangnya
Bu Esti tidak mengizinkan kami,tapi kami melanggar perkataan ibu itu, kami tetap
saja pergi untuk menjenguk Rita.
“ Bu,kami setelah ini
mau pergi kerumah Rita ” Tanya salah satu murid 7-5
“untuk apa? “ Tanya bu
esti bermaksud tidak setuju
“kami ingin menjenguk Rita
yang sedang sakit bu” Tanya Intan
“tidak ada , pokoknya
kalian langsung pulang kerumah” jawab bu esti membantah
Bu esti langsung
meninggalkan kami
“ kita pergi saja,kita
kan sudah sepakat “ ujar alya
“iya,bagaimanapun juga,
kita harus pergi” jawab intan
Akhirnya
anak kelas 7-5 sepakat untuk pergi kerumah Rita dan tidak mendengarkan perkataan
ibu Esti.
Kami
memberhentikan angkutan umum yang berjalan di depan kami dan akhirnya kami
sampai di persimpangan rumah rita. Kami turun dari angkutan umum. Pada saat itu
aku melihat arni menenteng sebuah tas yang berisikan laptop.
“ arni kok ko bawa
laptop? “ tanyaku
“ kan hari ini ada TIK
jadi bawa laptop “ jawab arni
Seketika
itu, aku mengingat bahwa hari itu aku juga membawa laptop yang kutaruh di tas
merah yang biasanya aku pegang. Aku menoleh ke arah tanganku. Astagfir… aku
tidak membawa laptop itu. Spontan aku
langsung menyebrang menuju angkutan umum yang kunaiki tadi. Aku melihat ke
dalam angkutan umum itu dan hasilnya laptopku tidak ada di sana. Aku ingin
menangis pada saat itu,.
“teman , laptop ku
hilang nih” ujar ku
“ hilang dimana?” Tanya
witta
“aku gatau “ jawabku
sedih
“mungkin ketinggalan di
sekolah” ujar dhea
“gimana niiih??”
tanyaku sambil mengeluarkan air mata
“yaudah biar aku
temenin ke sekolah lagi” ujar witta
“mereka gimana?”
tanyaku
“kalian kerumah rita
aja dulu, biar aku sama naimah nyusul” jawab witta tegas
“ohyaudah” jawab ku
Langsung
aku dan witta memberhentikan angkutan umum yang berjalan di depan ku. Untung angkutan
umum itu kosong jadi aku tidak malu untuk menangis. Sepanjang jalan aku terus
manangis dan bertanya tanya kemana laptop ku.
“witt, gimana nih??”
Tanya ku pada witta
“udah jangan nangis”
jawab witta
“gimana kalo laptopku
hilang?” Tanya ku lagi
“jangan bilang kayak
gitu, siapa tau masih ada dikelas” jawab witta
“aku takut dimarahi sama orangtua ku” ujar ku sambil
menangis
Witta hanya diam
mendengar ucapanku.
Kami
pun tiba di depan gerbang SMPN 6 Batam. Aku sengaja tidak lewat di depan
gerbang dan mengajak witta untuk lewat jalan samping sekolah. Pertama,aku pergi
ke kelas ku,ternyata pintunya sudah di tutup,untungnya gorden tidak tertutup
tetapi aku melihat kedalam, laptopku sudah tidak ada. Aku terus menangis dan
berjalan ke arah lapangan ternyata ada kakak kelas sembilan yang pada saat itu
sedang melaksanakan pemantapan. Aku merendahkan volume, takut mereka melihat ke
arah luar dan melihatku sedang menangis.
Aku
berjalan menuju koridor tata usaha dan aku melihat sebuah tas yang berwarna
merah tergeletak di dinding . Aku mendekati tas itu, daannnn……. Ternyata tas
itu milik ku. Aku sangat senang sekali , raut wajahku langsung berubah seketika,
yang tadinya penuh dengan air mata seketika air mata itu berhenti mengalir dari
mataku. Aku membuka tas tersebut dan aku melihat masih utuh dengan isinya. Aku
sangat senang sekali, aku dan witta segera kembali kerumah rita tapi witta
berpendapat lain.
“ayo wit,kita kerumah
rita” ujar ku
“mending kita kerumahmu
dulu,terus ko ambil motor,kita naik motor kerumah rita” ujar wita
“oh.yaudah deh” jawabku
Aku
dan witta berjalan kaki kerumahku karena jarak sekolah ke rumahku cukup dekat.
Ketika sampai di depan rumah dan menemui orang tuaku . aku tidak menceritakan
kejadian laptopku yang nyaris hilang itu kepada ibu dan bapakku. Aku langsung
pergi menggunakan motor kerumah rita. Setelah sampai di daerah rumah rita, aku
bingung rumah rita dimana. Aku berkeliling di daerah itu dan aku melihat alya
sedang membawa motor dan memboncengi dhea. Spontan aku mengikuti mereka,bukanya
malah mengajak ku ke rumah rita tetapi mereka itu mengajak aku keliling daerah
tersebut.
“alya, rumah rita
dimana?” tanyaku sambil membawa motor
“disana” alya hanya
berbiacara tetapi tidak memberitahuku dimana
“ayolah kerumah rita”
ajakku
“iya-iya” alya menjawab
sambil tertawa
Setelah lama berkeliling akhirnya kami sampai di depan
rumah rita. Kami masuk ke dalam rumah rita dan duduk. Setelah kami ngobrol
ngobrol dan ketawa-ketiwi akhirnya kami memutuskan pulang.
Sampai
dirumah,aku memikirkan laptop ku lagi. Apa iya nyaris hilangnya laptop ku
gara-gara tidak mendengar perkataan ibu esti? Kalau benar aku tidak akan
mengulanginya lagi.
SELESAI
INI GUE
18.52 |
H
|
aiii. Perkenalin
namaku Zahrotun Na’imah. Biasanya, teman-temanku memanggilku Na’im. Aku kelas 1 SMA di MAN Yogyakarta 1. Aku
lahir di Batang,15 januari 1998. Baru kemarin aku merayakan ulang tahunku yang
ke-16 . Aku anak sulung dari 2 bersaudara,aku mempunyai adik laki-laki bernama
Ahmad Abdillah. Sekarang dia kelas 5 sd. Alhamdulillah, sampai sekarang kedua
orangtuaku masih lengkap, ayahku bernama Casdiyono, ibuku bernama Sriyati.
Setelah aku
dilahirkan, orangtuaku merantau ke kota yg cukup jauh yaitu Batam.
Jadi,semenjak kecil,aku hidup disana sampai kelas 3 smp. Riwayat pendidikan
berawal dari TK yang bernama TK Nurul Jadid yang letaknya tidak jauh dari
tempat tinggalku. Setelah lulus TK, aku melanjutkan pendidikan di tingkat SD di
SDN 008 Bengkong yang letaknya pun tidak jauh dari tempat tinggalku. Setelah
lulus SD dengan nem yang memuaskan. Aku
melanjutkan pendidikan di tingkat SMP di SMPN 6 Batam RSBI. Sebelum diterima di
smp tersebut. Aku melakukan 5 tahap tes masuk smp tersebut dan pasti tentunya
butuh pengorbanan yang tidak main-main. Dan pada akhirnya aku diterima di test
psikotest yaitu tes tahap terakhir dengan skor 122. Sekolah ku yang satu ini
emang berbeda dari sekolah lainnya karena merupakan satu-satunya sekolah yang
ada di Batam dengan tarafan Internasional (RSBI) dan kedua orangtuaku sangat
bangga karena aku bisa bersekolah di SMP
terbaik di
Batam. Di Sekolah
tersebut aku benar-benar diuji kecerdasan otakku karena orang-orang yang
bersekolah disana bukan sembarang orang, mereka merupakan orang-orang yang
memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat diterima disitu. Di Sekolah
tersebut aku memiliki pesaing-pesaing tangguh yang kapan saja dapat menjatuhkan
baik keadaan mental maupun fisik. Hari demi hari kulalui dengan suka maupun
duka dan pada akhirnya aku duduk dikelas 3 SMP. Pada saat itu, wali kelasku
bertanya padaku, mau lanjut ke manakah aku setelah ini? Aku masih bingung. Aku
ingat kata-kata Mem Tis “kalau kalian ingin kuliah di kota luar, mulainya
mencari SMA dimana kalian ingin berkuliah” seketiika itu aku langsung teringat
bahwa kelak nanti aku ingin kuliah di UGM maka dari itu aku harus SMA di Jogja.
Saat di Rumah aku berbicara kepada orangtuaku tentang perkataan Mem Tis dan
mereka menyutujui permintaan ku dengan syarat Nem harus diatas 36 dan disana
nanti aku harus tinggal di Pondok Pesantren
Pada saat
penerimaan Ijazah, aku kecewa karena nem UN ku tidak mencapai 36,hanya 34,7
tapi itu merupakan pencapaian yang lumayan bagus. Tapi aku tetap bertekad ingin
SMA di Jogja. Tanggal 29 aku pergi ke Jogja bersma Ibuku untuk mendaftarkan SMA
disana. Sekolah pertama yang aku datangi adalah SMA 8 Yogykarta. Aku tidak
begitu yakin akan masuk sekolah terbaik di Jogja itu tapi kan tidak ada salahnya
mencoba. Ketika ingin mengambil formulir ternyata harus disertakan SKHUN asli
dan saat itu SKHUN ku belum keluar, aku langsung lemes. Tetapi, masku punya ide
kalau di MAN Yogyakarta 1 bisa masuk tanpa SKHUN asli. Lalu, aku,ibuku bersama
masku mendatangi sekolah tersebut. Setelah tes, aku langsung mencari pondok
terdekat dari sekolah tersebut. Setelah mencari-cari akhirnya aku mendapatkan
pondok pesantren yaitu Pondok Pesantren Al-Barokah yang letaknya tidak jauh
dari sekolahku. Aku berangkat memakai sepeda.
Hari-hari ku jalani
dengan bahagia disana hingga sekarang . disekolah itu aku mengikuti beberapa
organisasi yaitu Tonti dan Rohis. Dan insya allah nanti ingin mendaftarkan diri
menjadi anggota Mansa Capell yaitu grup Acapella Mansa, mudah-mudahan bisa
bergabung kelak nanti. Aamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)